BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya
yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes
(Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM
yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu
dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri. Pada tahun 2008, jumlah Posyandu sebanyak 2.297 buah. Jumlah ini
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006 yang sebanyak
masingmasing 1898 dan 1888 Jika dibandingkan dengan jumlah desa dan kelurahan,
maka rasio Posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 1,55 artinya 2 Posyandu
melayani 3 desa. Polindes yang merupakan salah satu bentuk peran serta
masyarakatdalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan
tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk
keluarga berencana.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud pedesaan dan perkotaan ?
b. Bagaimana
sumber daya yang ada di pedesaan dan perkotaan dalam upaya Kesehatan Ibu dan
Anak?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui
yang dimaksud pedesaan dan perkotaan
b. Mengetahui
sumber daya yang ada di pedesaan dan perkotaan dalam upaya Kesehatan Ibu dan
Anak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pedesaan dan Perkotaan
A. Pengertian Pedesaan
Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
Ada juga yang menyebutkan bahwa pedesaan adalah
sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara
erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (Homogen) disuatu daerah
atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian
(Agraris).
B. Pengertian
Perkotaan
Perkotaan
adalah satuan pemukiman bukan pedesaan yang berperan didalam satuan wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa, menurut pengamatan
tertentu. Perkotaan merupakan suatu perkembangan
kota yang melibatkan seluruh elemen-elemen di dalamnya yang menyangkut kota itu
sendiri. Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
2.2 Sumber daya yang ada di pedesaan dan
perkotaan dalam upaya Kesehatan Ibu dan Anak
A. Di
Pedesaan
Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap
petugas kesehatan masih rendah karena mereka masih percaya kepada dukun,
sehingga kita perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang
dunia medis. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan
dalam sajian informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
· Sarana
Kesehatan
a. Puskesmas
Di desa untuk saat ini
hampir 100% sudah membangun puskesmas untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat
melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di wilayah masing-masing.
b. BPS
(Bidan Praktek Swasta)
Merupakan salah satu sumber daya yang dapat
mensejahterakan kesehatan ibu dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan
penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut,
khususnya di daerah pedesaan.
c. Sarana Kesehatan di Desa
Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) diantaranya adalah:
i.
Posyandu
Posyandu
merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang
meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan
Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian
bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali
sperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahn gizi
dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita,
kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut
kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan
secara menyeluruh.
Kegiatan
posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:
a) Meja
1: Pendaftaran
b) Meja
2: Penimbangan
c) Meja
3: Pengisian kartu menuju sehat
d) Meja
4: Penyuluhan kesehatan pemberian oralit vitamin A, dan tablet besi
e) Meja
5:Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana.
ii.
PKK
Adalah gerakan pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk
membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan
bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata
kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju
terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan
ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga sejahtera).
iii. Pos
Obat Desa (POD)
Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat
dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan
kuratif sederhana. Kegiatan ini dapat
dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif
dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya
POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi
setempat. Beberapa pengembangan POD itu antara lain:
a) POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
b) POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat.
c) POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.
d) POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes.
e) Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di
beberapa pondok pesantren.
POD jumlahnya belum
memadai sehingga bila ingin digunakan di unit-unit desa, maka seluruh, diluar
kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat Desa
masing-masing.
iv. Poskesdes
Merupakan pelayanan kesehatan yang bersumber pada daya
masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan dan menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di desa.
v. Polindes
Merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
rangka mendekatkan pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
·
Tenaga Kesehatan
a. Bidan
Desa
Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan
tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi
satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam
maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas
dan bekerja sama dengan perangkat desa.
b. Dukun
Bersalin
Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai
dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin
diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan
yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah
berumur ± 40 tahun ke atas.
Dukun dapat dibedakan menjadi:
a) Dukun Terlatih
Dukun terlatih adalah dukun
yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
b) Dukun tidak terlatih
Dukun
tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Peranan
dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat dan
tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat
dimanfaatkan untuk ikut serta memberikan pertolongan persalinan
B.
Di Perkotaan
· Sarana
Kesehatan
a. Puskesmas
Seperti halnya di desa, di kota juga terdapat puskesmas,
akan tetapi untuk mekanisme pengobatan masyarakat lebih banyak pergi ke rumah
sakit. Pembinaan pembangunan kesehatan dengan adanya puskesmas yang memiliki
tenaga dokter yang didukung tenaga keperawatan/bidan, non medis lainnya sesuai
standar, sarana dan biaya operasional yang memadai, sehingga puskesmas mampu
melaksanakan pelayanan obstretrik dan neonatal emergensi dasar (PONED) dan
diperlukan potensi peningkatan pengetahuan tenaga medis.
b. Rumah
Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah
sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya
diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap
jumlah penduduk. Semua RS kabupaten/kota mampu melaksanakan pelayanan
Obstretrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), sehingga kemauan kemampuan
dan kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan anak dapat diwujudkan.
Setiap daerah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, dari APBD, termasuk
lembaga donor internasional.
c. Klinik
Bersalin
Merupakan suatu institusi professional yang
menangani proses persalinan dan pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Klinik bersalin biasanya lebih banyak
terdapat di daerah perkotaan.
d. Sarana produksi dan
distribusi sedian dan alat kesehatan
Salah satu factor penting untuk menggambarkan
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalan jumlah sarana produksi dan
distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.
· Tenaga
Kesehatan
a. Dokter
Kandungan
b. Bidan
c. Apoteker
d. Perawat
e. Ahli
Gizi
f.
Tenaga Kesehata Masyarakat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber daya yang ada di
pedesaan dan perkotaan dalam upaya Kesehatan Ibu dan Anak
A. Di
Pedesaan
· Sarana
Kesehatan
a. Puskesmas
b. BPS
(Bidan Praktek Swasta)
Sarana
Kesehatan di Desa Bersumber Daya Masyarakat
i. Posyandu
ii. PKK
iii. Pos
Obat Desa (POD)
iv. Poskesdes
v. Polindes
·
Tenaga Kesehatan
c. Bidan
Desa
d. Dukun
Bersalin
B.
Di Perkotaan
· Sarana
Kesehatan
e. Puskesmas
f. Rumah
Sakit
g. Klinik
Bersalin
h. Sarana
produksi dan distribusi sedian dan alat kesehatan
· Tenaga
Kesehatan
a. Dokter
Kandungan
b. Bidan
c. Apoteker
d. Perawat
e. Ahli
Gizi
f.
Tenaga Kesehata Masyarakat
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat
memberikan tambahan pengetahuan tentang sumber daya yang ada di pedesaan dan
perkotaan dalam upaya Kesehatan Ibu dan Anak kepada para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment